Kamis, 24 Desember 2009

Orang Kaya Sebenarnya

Mungkin Anda sudah pernah baca, tetapi momentnya pas utk saat ini, Semoga memotivasi kita memberikan Qurban yang terbaik…

Oleh: Jojo Wahyudi

Kambing Kere....n ;-)

Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat berjualan hewan Qurban.
Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap memenuhi rongga hidungku,
dengan spontan aku menutupnya dengan saputangan.
Suasana di tempat itu sangat ramai, dari para penjual yang hanya
bersarung hingga ibu-ibu berkerudung Majelis Taklim, tidak terkecuali anak-anak yang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang akan di-Qurban-kan pada Idul Adha nanti, sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi anak-anak sejak dini tentang pengorbanan NabiAllah Ibrahim & Nabi Ismail.

Aku masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang bertransaksi
memilih hewan yang akan di sembelih saat Qurban nanti.
Mataku tertuju pada seekor kambing coklat bertanduk panjang,
ukuran badannya besar melebihi kambing-kambing di sekitarnya.

” Berapa harga kambing yang itu pak ?” ujarku menunjuk kambing coklat tersebut.

” Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega Super dua juta rupiah tidak kurang” kata si pedagang berpromosi matanya berkeliling sambil tetap melayani calon pembeli lainnya.

” Tidak bisa turun pak?” kataku mencoba bernegosiasi.

” Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba mahal” si
pedagang bertahan.

” Satu juta lima ratus ribu ya?” aku melakukan penawaran pertama

” Maaf pak, masih jauh.” ujarnya cuek.

Aku menimbang-nimbang, apakah akan terus melakukan penawaran terendah berharap si pedagang berubah pendirian dengan menurunkan harganya.

” Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima puluh ribu?” kataku
” Masih belum nutup pak ” ujarnya tetap cuek
” Yang sedang mahal kan harga minyak pak. Kenapa kambing ikut naik?” ujarku berdalih mencoba melakukan penawaran termurah.

” Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi dia gak bisa datang ke sini sendiri. Tetap saja harus di angkut mobil pak, dan mobil bahan bakarnya bukan rumput” kata si pedagang meledek.

Dalam hati aku berkata, alot juga pedagang satu ini. Tidak menawarkan harga selain yang sudah di kemukakannya di awal tadi. Pandangan aku alihkan ke kambing lainnya yang lebih kecil dari si coklat. Lumayan bila ada perbedaan harga lima ratus ribu.
Kebetulan dari tempat penjual kambing ini, aku berencana ke toko ban
mobil. Mengganti ban belakang yang sudah mulai terlihat halus tusirannya. Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang harganya kini selangit.

” Kalau yang belang hitam putih itu berapa bang?” kataku kemudian
” Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah” katanya
Belum sempat aku menawar, di sebelahku berdiri seorang kakek menanyakan harga kambing coklat Mega Super tadi.
Meskipun pakaian “korpri” yang ia kenakan lusuh, tetapi wajahnya masih terlihat segar.

” Gagah banget kambing itu. Berapa harganya mas?” katanya kagum
” Dua juta tidak kurang tidak lebih kek.” kata si pedagang setengah
malas menjawab setelah melihat penampilan si kakek.
” Weleh larang men regane (mahal benar harganya) ?” kata si kakek dalam bahasa Purwokertoan ” bisa di tawar-kan ya mas ?” lanjutnya mencoba negosiasi juga.
” Cari kambing yang lain aja kek. ” si pedagang terlihat semakin malas
meladeni.
” Ora usah (tidak) mas. Aku arep sing apik lan gagah Qurban taun iki
(Aku mau yang terbaik dan gagah untuk Qurban tahun ini) Duit-e (uangnya) cukup kanggo (untuk) mbayar koq mas.” katanya tetap
bersemangat seraya mengeluarkan bungkusan dari saku celananya. Bungkusan dari kain perca yang juga sudah lusuh itu di bukanya, enam belas lembar uang seratus ribuan dan sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan dari dalamnya.
” Iki (ini) dua juta rupiah mas. Weduse (kambingnya) dianter ke rumah ya mas?” lanjutnya mantap tetapi tetap bersahaja.

Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali aku yang memperhatikannya sejak tadi. Dengan wajah masih ragu tidak percaya si pedagang menerima uang yang disodorkan si kakek, kemudian di hitungnya perlahan lembar demi lembar uang itu.

” Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah” si pedagang mengeluarkan
selembar lima puluh ribuan
” Ora ono ongkos kirime tho…?” (Enggak ada ongkos kirimnya ya?) si
kakek seakan tahu uang yang diberikannya berlebih
” Dua juta sudah termasuk ongkos kirim” si pedagang yg cukup jujur
memberikan lima puluh ribu ke kakek
” mau di antar ke mana mbah?” (tiba-tiba panggilan kakek berubah menjadi mbah)

” Alhamdulillah, lewih (lebih) lima puluh ribu iso di tabung neh (bisa
ditabung lagi)” kata si kakek sambil menerimanya ” tulung anterke ning deso cedak kono yo (tolong antar ke desa dekat itu ya),
sak sampene ning mburine (sesampainya di belakang) Masjid Baiturrohman, takon ae umahe (tanya saja rumahnya) mbah Sutrimo pensiunan pegawe Pemda Pasir Mukti, InsyaAllah bocah-bocah podo ngerti (InsyaAllah anak-anak sudah tahu).”

Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang telah di sepakatinya, si kakek berjalan ke arah sebuah sepeda tua yang di sandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak jauh dari X-Trail
milikku. Perlahan di angkat dari sandaran, kemudian dengan sigap di kayuhnya tetap dengan semangat.

Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu, semuanya berbalik ke arah berlawanan dalam pandanganku.
Kakek tua pensiunan pegawai Pemda yang hanya berkendara sepeda engkol, sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik untuk dirinya.
Aku tidak tahu persis berapa uang pensiunan PNS yang diterima setiap bulan oleh si kakek.
Yang aku tahu, di sekitar masjid Baiturrohman tidak ada rumah yang
berdiri dengan mewah, rata-rata penduduk sekitar desa Pasir Mukti hanya petani dan para pensiunan pegawai rendahan.
Yang pasti secara materi, sangatlah jauh di banding penghasilanku
sebagai Manajer perusahaan swasta asing.
Yang sanggup membeli rumah di kawasan cukup bergengsi Yang sanggup membeli kendaraan roda empat yang harga ban-nya saja cukup membeli seekor kambing Mega Super Yang sanggup mempunyai hobby berkendara moge (motor gede) dan memilikinya Yang sanggup membeli hewan Qurban dua ekor sapi sekaligus

Tapi apa yang aku pikirkan?
Aku hanya hendak membeli hewan Qurban yang jauh di bawah kemampuanku yang harganya tidak lebih dari service rutin mobil X-Trail, kendaraanku di dunia fana.
Sementara untuk kendaraanku di akhirat kelak, aku berpikir seribu kali saat membelinya.

Ya Allah, Engkau yang Maha Membolak-balikan hati manusia
balikkan hati hambaMu yang tak pernah berSyukur ini
ke arah orang yang pandai menSyukuri nikmatMu

************

Mungkin telat mempublikasikan tulisan ini, tapi untuk urusan kebaikan tidak ada yang telat Insya Allah

Rabu, 18 November 2009

Khitan Massal....



Saya kurang pandai menulis tapi...lebih seneng lisan dan action...
Ini yang membuat blog ini tidak update..., karena tidak terbiasa membuat kita jadi malah bener2 nggak bisa...
Ok... mulai deh aku coba melatih diri untuk menulis di blog..., biar ada kenangan buat kita kelak siapa tahu ada manfaatnya buat orang lain, amin...
Lama tidak berbagi karena ada kendala diatas, padahal banyak hal yang pengen disampaikan
Antara lain mengapresiasikan Ilmu berbagi dengan pemberian ke panti asuhan ataupun kaum duafa, yang kemudian pilihan jatuh di pembagian paket sembako ke keluarga kurang mampu.
Awalnya cuma 6paket yang bisa dibagikan lama-lama sudah bisa sekitar 25paket Alhamdullilah...., ternyata keinginan berbagi bisa membuat kita ketagihan, karena dengan kegiatan yg sdh rutin tiap bulan kita lakukan membuat kita mencari cari kegiatan yang lebih menantang.
Kita mulai pas lebaran 2009 kemaren mencoba menganti paket sembako dengan menyajikan paket kue & sirup, wah... bener2 indah hidup ini kalo bisa berbagi dengan kondisi kita bukan orang yang mampu luar biasa secara materi, karena kita merasa bisa menakhlukkan ego kita buat melihat sekitar kita yang lebih membutuhkan.
Wah... panjang juga uraianku ini, tapi mohon maaf bukan maksud riya' ya... tapi semata kita berbagi bahwa sedekah itu membuat hidup lebih hidup, karena kita punya arti buat orang lain yang Insya Allah ini yang bisa kita persembahkan disaat kita meninggal kelak.
Dan...tantangan berikutnya mohon do'a seluruh pembaca yang kebetulan mampir di blog ini, bahwa kami (karena makin banyak temen2 berminat untuk gabung) akan mengadakan Khitan Massal di awal bulan Januari 2010 pas liburan anak sekolah, ini persembahan kami buat tanda kepedulian kita terhadap orang lain terutama buat anak2 Yatim/Piatu atau Yatim Piatu juga Duafa.
Sekali lagi bukan maksud pamer ato apalah... karena kita berangkat dari niat buat berbagi apa yg bisa kita bagi walau modal nekad kita yakini untuk menyukseskan acara ini dengan bantuan doa para pembaca blog tercinta ini, amin...
Saya pribadi mengingatkan ayolah... mulai saat ini buat menoleh sejenak untuk koreksi diri apa yang sdh kita bisa lakukan buat orang lain...?
Jangan nunggu kaya buat berbagi.... karena kita nggak tahu didepan umur kita sampai kapan, bisa kita mulai dari hal yang mampu kita lakukan ajalah....
Seperti berikan materi kalo ada, kalo tidak ya berikan tenaga kalo tdk bisa juga sumbangkan pikiran kita kalo tdk bisa juga sumbangkan doamu kalo belum juga bisa sumbangkan senyummu, nggak bisa juga...? wah perlu periksa nich...hehehehe....
Sudah panjang ya..., ok kusudahi dulu tulisan ini mau siap2 buat kirim2 proposal buat temen2 yang pengen jadi donatur, ada yang mau dari anda....? bisa kirim email ke inasutan@yahoo.com ato hub hp 0813 143 93115

Salam Semangat Menebar Rahmat Meraih Berkah
Ina Sutan
Pemilik
www.kreasimuslim.blogspot.com